Pages

Subscribe:

Labels

Sabtu, 23 Mei 2015

Obrolan Untuk Ibu

Ohh... Ibu..
Biar ku ceritakan padamu, cerita siangku hari ini..
Bu, ini adalah hari ke tujuh anakmu bekerja di salah satu pusat perbelanjaan di daerah Ibu kota.
Iya Ibu, Jakarta. seperti yang pernah ibu dengar dariku sebelumnya. Masih ingatkan saat aku katakan padamu bahwa tidak lama lagi putrimu ini akan bekerja paruh waktu menjelang Ramadhan tiba nanti. 
dan saat itu Ibu bertanya padaku kapan mulai bekerjanya, seminggu lalu aku katakan bahwa hari itu aku mulai bekerja, dan hari itu terakhir kalinya Ibu menelponku pekan ini, padahal biasanya engkau slalu menelponku minamal seminggu 2x, tapi tidak minggu ini, setelah kau tahu bahwa aku telah memulai kerja paruh waktuku.
Seperti yang ibu tahu, pekerjaan ini aku lakukan di tengah-tengah waktu kuliahku. dan aku rasa, aku harus menunda hari-hariku bersama dia yang bernama skrupsi itu, benar ibu, karena kerja paruh waktu ini sangat menyibukkanku. bahkan aku belum sempat menelponmu sejak ku mulai kerja ini. aku minta maaf Ibu.
Begini Bu ceritanya, pekerjaan ini sangat ringan sekali, tugasku hanya menginput nama-nama pelanggan yang mendapatkan tiket mudik gratis nanti menjelang lebaran, dan melayani informasi Promo Mudik Gratis. tapi begini lah bu Jakarta. Ada benarnya orang-orang bilang Ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri. Disini tak ada yang bisa dinikmati dengan cuma-cuma. Katanya Mudik Gratis, tapi tetap saja Bu, Syarat dan Ketentuan Berlaku.. ngomong-ngomong soal mudik aku jadi ingin segera mudik dan bertemu dengan Ibu.
Meski sudah hampir separo umurku hidup di rantauan, aku tetap sering menangis merindukan ibu di Sumtra sana, walau pun kita sering berbincang lewat telpon tapi tetap saja aku merindukan langsung bertemu dengan Ibu, tidur di samping Ibu, dan makan masakan Ibu. Terutama nasi gorang yang biasa ibu sediakan untuk aku, kakak dan adikku saat kami hendak berangkat sekolah dasar dulu. Itu terasa lezat sekali ibu. aku tak bisa mendapatkan rasa nasi goreng seperti itu di Jakarta ini.

Ooh, Ibu..
Aku hampir lupa bahwa seharusnya saat ini aku bercerita tentang Kerja Paruh waktuku padamu..
Ahh sudah lah bu, lupakan saja cerita itu. tak menarik sama sekali untuk diceritakan..
Baiklah bu, lainkali saja aku ceritakan padamu.
Bu, aku akhiri dulu disini obrolan kita yaa..
Karena jam segini aku masih kerja Bu. dan aku harus kembali bekerja..
:)

0 komentar:

Posting Komentar