Salam Cinta untuk Desa Pabuaran
Desa Pabuaran, Sukamakmur,Bogor, Jawa Barat.
“Tak kenal maka tak sayang” begitu pepatah lama
berbicara, dan begitulah saya rasakan di hari pertama dan kedua di desa ini.
“bingung” itulah kata yang tepat untuk ungkapkan keadaan di awal tiba. “Canggung” adanya bila bertemu dengan warga.
Namun tugas tetaplah tugas, waktu satu bulan tetap harus dijalani bersama,
sesulit apapun mencoba akan terasa biasa saat kita telah menjalaninya. Hari
teruslah berganti, satu persatu kegiatan yang telah lama terangkai pun mulai
terlaksana. Kedekatanku dengan teman-teman dan anak-anak di desa Pabuaran mulai
terasa. Makan bersama, tidur bersama, bercanda gurau bersama dan melakukan
program kerja bersama membuat kami semakin mengenal satu sama lain. Semangat
kekompakkan mulai terbangun diantara kami. Sehingga semua kegiatan terasa ringan.
Sosialisasi dengan warga pun mulai tampak lebih renyah, kehangatan
masyarakat desa pabuaran –khususnya
warga desa RW 05- mulai menyentuh kami.
Mengadakan seminar, mengisi kegiatan ekstrakurikuler
di setiap sekolah, mengajar anak-anak Sekolah Dasar, mengajar di Sekolah
Menengah Kejuruan, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Diniyah, Taman Kanak-kanak,
mengajar mengaji dan memberikan sedikit tambahan pengetahuan bahasa asing untuk
anak-anak di desa ini memang merupakan pengabdian sederhana yang dapat kami
lakukan, namun bagi kami semua ini memberikan pengalaman yang sangat luar
biasa. Kekompakkan dan semangat belajar yang tak pernah pudar sangat tampak di
mata setiap individu dari mereka dan tentunya membuat kami semakin tergerak
untuk kembali berbagi walau hanya dengan segala keterbatasan kami. Merenovasi
kembali MCK, membuat Papan Nama Jalan, mengadakan pelatihan tari saman,
marawis, futsal dan memberikan tutorial handicraft dan semua program mulai terealisasikan.
Tentu semua ini dapat terlaksnakan karena dukungan dari warga di desa ini.
Memang tak banyak rasanya yang kami berikan untuk
desa ini dan tak sebanding dengan apa yang telah mereka berikan kepada kami.
Namun saya sangat bersyukur karena telah mendapatkan kesempatan untuk
berpengamalan dan berpengalaman di desa ini. Hal yang tak kalah luar biasa bagi
saya adalah menjadi bagian dari kelompok KKN Sukses, bertemu dengan orang-orang
yang saling melengkapi satu sama lain, memberikan warna indah dalam hari-hariku
dan selalu mengukir kisah-kasih, canda-tawa, sendu dan haru biru di setiap
detik yang ku lalui di desa ini. Sholat
berjama’ah, rapat kerja, bahu-membahu, begadang
ngerjain tugas dan persiapan acara, makan sepiring berdua tiap anggota, piket
harian, bangun kesiangan, adu tawa, marah, usil dan jahil bersama, bahagia,
suka-duka, nonton tipi sampai larut malam, ngaliweut, tak ada yang kita sembunyikan lagi dari kepribadian
kita masing-masing, sudah seperti berada di rumah sendiri (atau mungkin lebih) semuanya
kita lalui bersama dan semuanya terasa begitu sempurna, dan hari-hari yang ku
lalui penuh warna karena mereka, teman satu kampus yang kemudian satu rumah
denganku. Terimakasih kawan, bahagia rasanya telah menjadi bagian dari kalian
semua, aku pasti merindukan kalian, merindukan canda-tawa kalian, canda-tawa
kita semua dan rengek manja kalian, rengek manja kita semua. Bapak RW Ujang dan
Ibu, orang tua kami KKN Sukses, pak Toha, Bu Hajar, Pak Adih, teteh Nik
(Uswatun Hasanah), ceu Adah, Abah Haji Iin, bu Ade, Bu Mae, Rini ucapin
terimakasih karna telah memberikan kesempatan untuk Rini menimba ilmu di desa
ini, tanpa mereka mungkin cerita ini kan berbeda. Sepenggal Cintaku tertinggal
di desa ini, Pabuaran tercinta. Mengukir kisah yang tak terlupakan, kenangan,
kenyataan dan impian semua seolah berawal kembali dari desa ini. Cinta dan cita
menyatu dalam sebuah cerita yang tertulis dalam sejarah KKN Sukses 2014.
Jakarta
25 September 2014
Rini Farida
|
0 komentar:
Posting Komentar