Pages

Subscribe:

Labels

Minggu, 24 Mei 2015

Life Goes On

Beberapa di antara kita pasti sedang berbahagia karena cinta, kasih, hadiah, penghargaan, cita-cita yang terwujud atau karena sebuah hubungan baru telah terjalin. Namun beberapa di antara yang lainnya mungkin sedang berduka, entah itu pun karena cinta, kasih yang tak sesuai dengan harapan, kecewa yang mendalam karena janji yang tak ditepati, keberhasilan yang tertunda atau bahkan karena kehilangan. 
Mungkin saja kebahagiaan yang baru saja kita dapatkan membuat kita merasa bahwa hidup yang sesungguhnya telah datang, bahwa apa yang dijanjikan Tuhan terbuktikan sehingga kita lupa bahwa kita pernah berduka atau sampai membuat kita lupa bahwa mereka yang berada di sekitar kita, keluarga kita atau sahabat karib kita sedang bersedih. Dan mungkin kegagalan yang membuat kita bersedih menjadikan kita terpuruk dalam kekecewaan yang mendalam, membuat kita merasa bahwa hidup ini seakan-akan berakhir saat itu juga, merasa bahwa tak akan ada lagi kebahagiaan yang kan menyapa, atau bahkan kita merasa bahwa terlalu hina diri kita atas sebuah penyesalan yang pernah usai sehingga seakan-akan tak ada satu pun orang yang sudi menyeka air mata kita di saat kita benar-benar membutuhkan tangan mereka untuk menghapus air mata kita, saat kita benar-benar membutuhkan jemari mereka untuk merangkul kita dan menuntun kita untuk kembali dapat berjalan dan menghapus semua kesedihan yang bertubi-tubi itu menjadi sebuah senyuman kebahagiaan. 
Hingga akhirnya ia jatuh terpuruk dan memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan cara yang konyol. yaa, bunuh diri, karena bagi orang yang telah terlanjur putus asa menghakhiri hidup adalah cara terbaik saat itu, padahal tidak. bunuh diri bukanlah penyelesaian sebuah masalah justru awal dari sebuah masalah yang besar dan sangat besar. tidak untuk dirinya saja tetapi untuk orang lain, keluarganya, sahabatnya, tetangganya, teman serumah atau sekamarnya dan seluruh negara terlibat. polisi yang mengungkapkan kebenaran akan ditonton oleh seluruh manusia di dunia dan kemudian bisa saja ditiru oleh orang yang menyaksikan dan muncullah masalah baru. begitu seterusnya.
Kesedihan dan Kebahagiaan ibarat mata uang dari dua sisi yang berbeda, kebahagian ada karena kita mengenal kebahagiaan. dan kebahagiaan ada karena kita pernah merasakan kesedihan. Seseorang mengetahui dirinya sedang sakit karena dia tau bagaimana rasanya sehat. sehingga takkan ada sehat bila kita tak pernah merasakan sakit. begitupun kebahagiaan dan kesedihan.
Kebahagiaan dan Kesedihan hanya simbol dari rasa semata. hidup ini dinamis, kita tau bagaimana rasa manis karena lidah kita pernah merasakan sesuatu yang kita kenal manis. begitulah seterusnya.
hari ini mungkin kita dihidangkan sebuah kue Ulang tahun coklat dengan rasa roti yang manis dan lembut dan coklat dingin yang meleleh di dalamnya saat kita gigit, tapi mungkin esok kita akan bertemu dengan sepiring ayam goreng garing yang gurih dan renyah serta saos cabai dan saos tomat yang lezat. Bukankah keduanya sama saja?
Lezat ataupun tidak itu kembali pada kondisi kita. Jika kita menerima kedua hidangan tersebut dengan suka cita, keduanya akan menjadi hidangan yang sangat istimewa. akan tetapi sebaliknya ketika kita tidak menerima keduanya, maka keduanya akan menjadi hidangan yang tak berarti apa-apa, bahkan perut kita pun takkan kenyang dibuatnya..
So.. STOP Complaining!!
If you can't, Let's Try. Even No one knows how's the best way to be patient without trying. And No prophet can guarantee your happiness instead yourself. and you'll never know how happy your parents tomorrow if you stop moving right now..
Life Goes On, even you cry a lot, or you laugh a lot today..
Life must Go On.. Yesterday, today and Tomorrow.. :)

Sabtu, 23 Mei 2015

Obrolan Untuk Ibu

Ohh... Ibu..
Biar ku ceritakan padamu, cerita siangku hari ini..
Bu, ini adalah hari ke tujuh anakmu bekerja di salah satu pusat perbelanjaan di daerah Ibu kota.
Iya Ibu, Jakarta. seperti yang pernah ibu dengar dariku sebelumnya. Masih ingatkan saat aku katakan padamu bahwa tidak lama lagi putrimu ini akan bekerja paruh waktu menjelang Ramadhan tiba nanti. 
dan saat itu Ibu bertanya padaku kapan mulai bekerjanya, seminggu lalu aku katakan bahwa hari itu aku mulai bekerja, dan hari itu terakhir kalinya Ibu menelponku pekan ini, padahal biasanya engkau slalu menelponku minamal seminggu 2x, tapi tidak minggu ini, setelah kau tahu bahwa aku telah memulai kerja paruh waktuku.
Seperti yang ibu tahu, pekerjaan ini aku lakukan di tengah-tengah waktu kuliahku. dan aku rasa, aku harus menunda hari-hariku bersama dia yang bernama skrupsi itu, benar ibu, karena kerja paruh waktu ini sangat menyibukkanku. bahkan aku belum sempat menelponmu sejak ku mulai kerja ini. aku minta maaf Ibu.
Begini Bu ceritanya, pekerjaan ini sangat ringan sekali, tugasku hanya menginput nama-nama pelanggan yang mendapatkan tiket mudik gratis nanti menjelang lebaran, dan melayani informasi Promo Mudik Gratis. tapi begini lah bu Jakarta. Ada benarnya orang-orang bilang Ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri. Disini tak ada yang bisa dinikmati dengan cuma-cuma. Katanya Mudik Gratis, tapi tetap saja Bu, Syarat dan Ketentuan Berlaku.. ngomong-ngomong soal mudik aku jadi ingin segera mudik dan bertemu dengan Ibu.
Meski sudah hampir separo umurku hidup di rantauan, aku tetap sering menangis merindukan ibu di Sumtra sana, walau pun kita sering berbincang lewat telpon tapi tetap saja aku merindukan langsung bertemu dengan Ibu, tidur di samping Ibu, dan makan masakan Ibu. Terutama nasi gorang yang biasa ibu sediakan untuk aku, kakak dan adikku saat kami hendak berangkat sekolah dasar dulu. Itu terasa lezat sekali ibu. aku tak bisa mendapatkan rasa nasi goreng seperti itu di Jakarta ini.

Ooh, Ibu..
Aku hampir lupa bahwa seharusnya saat ini aku bercerita tentang Kerja Paruh waktuku padamu..
Ahh sudah lah bu, lupakan saja cerita itu. tak menarik sama sekali untuk diceritakan..
Baiklah bu, lainkali saja aku ceritakan padamu.
Bu, aku akhiri dulu disini obrolan kita yaa..
Karena jam segini aku masih kerja Bu. dan aku harus kembali bekerja..
:)